Namecheap
Umroh Haji

[CERPEN] Nafas Baru, Semangat Baru



Nafas Baru, Semangat Baru!

Hai, namaku Flora Keyl. Anak perempuan yang lahir dengan kondisi normal juga keluarga yang berkecukupan. Aku anak Indonesia yang memiliki cipratan darah Belanda dan China. Bersekolah di Glamour Senior High School. Sekolah favorit di kotaku, Surabaya. Agama? Ohh, please jangan ragukan agamaku, agamaku Islam dan juga aku berkerudung yang pastinya tetap mematuhi syariat. Ngomong-ngomong tentang Islam, akan kuceritakan pengalamanku di Hari istimewa Islam. Dan itu sangaat mengharukan juga membuatku tersenyum sendiri hingga tahun ini. Ini ceritaku.
  
Jam dinding di rumahku telah menunjukkan pukul 03.30. Aku terbangun dari mimpiku yang menceritakan tentang dunia tahun 2040, oke abaikan ini. Segera kubangun dari tempat tidurku, dan menuju kamar mandi untuk berwudhu kemudian melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim, Sholat Shubuh.
  
“Flo sayang, setelah sholat Shubuh langsung baca Al-Ma’strurat ya.” Kata Mama dari lantai bawah.“Don’t worry mom, I’ll do it.” Jawabku seraya membuka lembaran pertama dari Buku Al-Ma’tsuratku.Oke, sebenarnya aku sudah hafal Al-Matsurat, namun, Mama menyuruhku untuk tetap membacanya, bukan menghafalkannya.
It will make me bored.

15 menit kemudian
  
“Sweety, apakah kamu selesai membacanya?”
“Done mom. I finished.” Jawabku pada Mama sedikit berteriak agar Mama yang berada di lantai bawah mendengarnya. Setelah membaca Al-Ma’tsurat itu, aku segera turun kebawah dan langsung menuju dapur untuk membantu Mama. Kulihat, Mama sedang memotong cabe yang akan ditumis dengan bumbu lainnya.
    “Ma, Can I help you?” Tawarku pada Mama.
    “Sure,Flo. Give me some garlic.”
    “Where’s the Garlic, Ma?”
    “In fridge, and put some onion too,please?”
    “Sure,Ma.” Jawabku seraya melangkahkan kaki menuju kulkas.  
Ketika kubuka kulkas, aku sangat terkejut dengan isinya. Ada kue tart, beberapa buah untuk dijadikan Es Buah mungkin. What’s going on? “Ma, What happen? I see in our fridge, there are many fruits and cake. Will we make a party?” Tanyaku dengan penuh semangat karena akan ada pesta dan juga penuh rasa penasaran.
  
“Well, Are you forgot? Hari ini adalah hari pertama Bulan Muharram, sweety. Dan kita akan merayakannya dengan pesta yang sederhana untuk keluarga, dan juga sholat Maghrib juga Isya’ berjama’ah serta do’a bersama. It will be fantastic, Flo.” Jelas Mamaku panjang lebar. “Ma, I dislike is you say about Muharram. Itu membosankan! Dan, Muharram adalah bulan biasa,Ma. Buat apa kita merayakan? Buat apa kita sholat jama’ah kalau sholatnya lama minta ampun! Capek Ma! Aku udah memenuhi apa yang Mama inginkan dariku. Jilbab? Aku sudah pake menurut syariat apalah itu. Sholat? Aku juga sudah sholat, baik sendiri maupun jama’ah sama Mama. Al-Ma’tsurat? Aku juga sudah melakukannya, Ma! Ngapain coba membaca Al-Ma’tsurat sambil dilihat maknanya? Lama-lama bikin eneg,Ma! Dan sekarang? Mama akan membuat pesta, sholat jama’ah, dan do’a bersama? Are you crazy,Ma?” Amarahku tidak bisa kupendam sendiri. Kuberteriak kepada mama hingga membangunkan Papa yang sedang asyik dengan mimpinya.
  
“What’s going on? Flora, Minta maaf ke mama sekarang! Islam itu memudahkan kita, sweety.” Nasehat papa. “Mama sama Papa sama aja. Sama-sama menyimpulkan bahwa Islam itu benar. Coba papa sama mama lihat, aku sekolah pulang sore dilanjutkan dengan les, habis itu masih sholat Maghrib dan Sholat Isya. Jam 2 pagi harus sholat Tahajud, itu sama aja mengurangi waktu tidurku, Ma,Pa. Dan kalian nggak pernah menyadari itu kan? Mama enak dirumah, Papa hanya duduk sebagai Direktur dan menandatangani surat yang datang. Aku? Kelas dilantai 4, belum jika istirahat harus naik-turun tangga. Ga pernah tau kan Ma, Pa? Hah!” Amarahku semakin memuncak dan pada akhirnya kukeluarkan semua unek-unekku pada Orang Tuaku.
  
Aku segera menaiki tangga dan menuju ke kamarku. Kulemparkan diriku pada kasur, dengan mudahnya aku menangis. Aku nggak ngerti, aku menangis karena apa. Hanya menangis. Kutenangkan diriku, lalu segera aku menuju kamar mandi untuk mandi lalu bersiap-siap ke sekolah. 
Setelah selesai mandi, kulangsungkan untuk memakai seragam sekolah, tak lupa untuk memakai jilbab segiempat secara terpaksa. Untuk kejadian tadi, sekaran kalian tahu kenapa aku memakai jilbab, sholat tepat waktu, dan lain sebagainya.
  
“Pak Andii! Antarkan kesekolah sekarang dong! Mobilnya udah dipanasi kan?” Teriakku pada Pak Andi supir pribadiku. “Belum, Nona Flora. Maafkan saya, akan saya panaskan sekarang.” Pak Andi menundukkan kepala dan langsung memanaskan mobil.
  
“OEMJI HELLOWWWW!! Pak Andi, please deh! Are you fine? Are you crazy? Are you know what time is it? I will come late if I not go now! Never mind, I’ll go to school alone. Bye!”

Segera kurebut kunci mobil dari tangan Pak Andi, dan kumasukkan tas sekolahku kedalam mobil beserta berkas-berkas lainnya.
    “Flora, sarapan dulu sayang.” Kata Mamaku.
    “No, mom! I can late! Bye.” Jawabku pada Mama.

Mobilku segera kulaju dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada setengah jam, mobilku sudah terparkir di parkiran sekolah. Tinggal 10 menit lagi gerbang sekolahku akan ditutup. Segera kutemui teman sekelasku, ada juga sahabat terdekatku, Alex Stewart dan May Duste. Kedua sahabatku adalah perempuan-perempuan yang sama sepertiku, memakai jilbab karena dipaksa oleh orang tua mereka. Tapi, oke fine, tentang itu, mereka bukan urusanku. Whatever.
 
“Hi, Flo! Tumben banget datang siang. Ehh, hari ini aku ulang tahun, akan kutraktir kalian.” Alex bersemangat rasanya hari ini.

“Hi, Al. Oke,fine. Thanks buat traktirannya nanti. Aku request pizza ya. Aku lama nih ga makan pizza.” Melasku. “Oke,Flo. How about you, May?” Alex bertanya tentang request May.“Hmm.. Maybe Pizza too. Same with Flo, I rarely eat pizza for now.” Keluh May. “Hi guys. Ayo ke kelas!” Ajakku. “Fine. Let’s go!” Jawab May dan Alex bersamaan. Bel pulang berbunyi
  
“ Mmm.. Al, sorry banget. Aku gabisa makan traktiran kamu. Hari ini aku sibuk sekali, barusan dapat telfon dari Mama katanya sibuk untuk mempersiapkan pesta.” Kataku dengan nada kecewa. “Party?” Tanya May. “Yess, pesta buat Muharram. Mamaku yang merencanakan.” Jawabku. “Never mind, Flo. Bye.” Jawab Alex dilanjutkan dengan May yang masuk ke dalam mobil Alex yang ingin melaju. Aku segera melangkahkan kaki menuju mobilku, dan segera kulajukan untuk menuju ke rumahku. Mungkin, dengan kecepatan 45  km/h.
  
“Well, I want to buy some drink first.” Kuberhentikan mobilku di depan Mc Donald. Segera kupesan minuman yang kuinginkan dan kutunggu di sebuah bangku. Kubuka handphoneku, dan segera ku mencari informasi untuk tugas sekolahku. Ketika kumembuka salah satu website, kulihat ada artikel lain tentang Muharram. Langsung kubuka, dan segera kubaca. Kubaca paragraf pertama pada artikel itu.
DEG!
  
Hatiku rasanya kaku dan beku. Dugaanku salah tentang Muharram ataupun Islam. Benar kata Mama sama Papa. Islam itu memudahkan. Apa yang telah aku lakukan?! “Dek, ini pesanannya. Silahkan” Petugas Mc Donald memberikan pesananku dengan ramah dan sopan.“Makasih mbak” Jawabku santai. Kulanjutkan membaca artikel tentang Muharram dan Islam hingga kata terakhir pada artikel itu. Jilbab? Aku memang membutuhkannya. Sholat? Itu untuk menjadi sinarku diakhirat kelak. Ahhhh!! Segera kunyalakan mesin mobilku dan kukendarakan menuju rumahku. 

Kutaruh tasku didalam kamarku secara rapi, dan aku segera menemui Mama yang sedang mempersiapkan pesta ataupun tasyakuran buat Muharram. Yep, Mama sedang menghias kue tart dengan fla putih diatasnya juga topping.
  
“Ma, maaf atas kejadian tadi pagi. Sekarang, aku paham apa sesungguhnya makna Islam dan Bulan Muharram. Amar ma’ruf nahi munkar. Sekarang aku sadar Ma, maaf, aku hanya mengikuti nenek yang darah Belandanya kental. Juga kakek dari Papa yang Chinanya juga kental. Maaf Ma. Aku sungguh menyesal.” Penyesalanku akhirnya kulanturkan pada Mama.
 
 “Ngga papa,Flo. Sekarang kamu tahu kan apa itu Bulan Muharram? Nahh, sekarang, bantulah Mama membuat kue ini.” Mama meminta tolong padaku. “Yes,Ma. By the way, tadi aku membaca artikel tentang Muharram. Katanya, Muharram tidak harus dirayakan. Tapi tasyakuran Ma, bukan pesta.” Jelasku pada Mama. “Wahh, sekarang Flo sudah tau banyak hal ya tentang Muharram. Iya sweety, nanti kue juga es ini akan dibagikan kepada tetangga-tetangga. Sebagai nafas baru mereka, dan semangat baru mereka menuju hal yang lebih baik, lebih lebih baik dan lebih lebih lebih baik setiap harinya.”
 
 “Oke,Ma. Bismillahirrohmanirrohim, ashaduallahilahailallah washaduannamuhammadarrosulallah. Aku akan menjadi muslimah yang taat,Ma.”

 “Semangat baru, ya sweety.” Nasehat Mama.
“Dan .. Nafas baru!” Kataku yang kuakhiri dengan senyuman manisku.“SEMANGAT MUSLIMAH DIBULAN MUHARRAM!” Seruku bersama Mama.

Itulah ceritaku. Sekarang, aku benar-benar menjadi muslimah yang taat. Kuberitahu juga tentang Muharram ke Alex dan May. Dan mereka sama sepertiku sekarang. Namun, tahun ini berbeda. Pak Andi, yang dalam ceritaku itu, he’s passed away. Dia meninggal karena penyakit kanker. Kini, semua keluarga Pak Andi biayanya keluargaku yang tanggung. Dan itu, berkat permohonanku pada Mama sama Papa.

Ini ceritaku, mana ceritamu?

Dikarang Oleh Bunga

0 Response to "[CERPEN] Nafas Baru, Semangat Baru"

Post a Comment